Kutunggu Halalmu



Aku Tunggu Halal-mu

Oleh: Dede Jeri Adrian

Kamu adalah perempuan yang tak sengaja aku kenal. Sosokmu awalnya merupakan himpunan bidadari yang ada di Ekstrakulikuler keagamaan. Aku baru melirikmu saat membaca tulisanmu yang begitu tulus kepadaku. Entah kenapa semenjak itulah aku mulai mengontakmu. Awalnya biasa karena aku tak melirik siapa-siapa. Kontekan kita dimulai dari chatingan di facebook dan dulu sempat cerita via telepone. Kabarmu aku dengar saat engkau mengajukan beberapa pertanyaan kepadaku dan meminta doaku. Aku dengar situasi keluargamu darimu yang senantiasa mengabariku. Aku tak tahu bahwa kamu menyimpan perasaan kepadaku. Suatu waktu saat aku mulai melirikmu aku mendapatkan kabar bahwa kamu menyimpan rasa kagum dari semenjak dulu. Dari situlah aku coba mengontakmu. Sampai tiba suatu hari aku minta bertemu dengamu atas niat menunaikan janjiku dulu. Jujur itu adalah kali pertama aku duduk berdua dengan seorang perempuan. Karena itu aku persiapkan matang-matang. Tak banyak gangguan hanya sedikit keterlambatan kami ngobrol panjang berduaan. Awalnya aku yang yang cerita kemudian kamu mulai cerita. Kami tutup pertemuan dengan memberi sebuah bingkisan yang disana aku selipkan kata ‘jika kamu tanya perasaanku maka tak ada laki-laki yang menolak perempuan secantik dan sebaik teteh”. Setelah itu arahku mulai kabur terhadapmu – hingga suatu hari aku bermunajat ke Hadirat Ilahi siapakah calon ibu dari anak-anak q dan permeisuri yang menemaniku. Muncullah sosok kamu dalam sebuah hidangan makan yang saat itu ada empat orang. Entah siapa yang dua orang lagi yang jelas sosok kamu sangat jelas dalam ingatanku. Setelah selesai makan, kamulah yang bergegas mengambil piringku dan mencucikan untukq. Setelah tanda itu muncul, masih saja ada kebingbangan dalam benakq hingga aku menghadap ke Hadirat Ilahi kembali memohon pilihan yang terbaik. Tetaplah kamu yang muncul dalam setiap mimpiku. Saat itu lah aku putuskan untuk mengatakan bahwa teh Yusnilah yang Allah pilih untuk menemani perjalan hidupku. Aku berharap teteh bisa menjadi pendorong semangatku dan penenang hidupku. Aku tunggu halalmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Kaidah Tafsir M. Quraish Shihab

Inilah Hidupku