Makalah Budaya
HARAPAN SEBAGAI MOTIVASI DALAM KEHIDUPAN
Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan MKDU
Metodologi Studi Islam
Penulis :
Dede Jeri Adrian
NIM : 14.3.1.111.010
Dosen Pengampu:
Dr. Ammar Fauzi
Program Studi (S1)
Prodi Filsafat Islam dan Ilmu Qur’an & Tafsir
Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra Jakarta
JL. Lebak Bulus II No. 2 Cilandak, Jakarta
Selatan
2015
KATA PENGANTAR
Harapan merupakan salah satu bentuk dari
fitrah manusia yang selalu menuju kesempurnaan. Dengan harapan manusia yang
berbudaya mencoba merancang suatu konsep masa depan yang dikehendakinya,
harapan juga merupakan pemompa atau bisa disebut juga motivasi seseorang untuk
meraih suatu keinginan yang tiada habisnya.Dalam makalah ini kami selaku penulis
sekaligus penyusun berusaha untuk menunjukkan salah satu fungsi harapan yang
dapat menjadi suatu motivasi, dengan mengambil judul “HARAPAN SEBAGAI MOTIVASI
DALAM KEHIDUPAN.
Saya harapkan makalah ini diterima sebagai
syarat pembelajaran dalam materi Metodologi Studi Islam yang menjadi salah satu
MKDU di kampus STFI Sadra. saya juga berharap makalah ini menjadi wawasan baru
dan penyadaran bagi mahasiswa mengenai kekuatan rasa dalam diri manusia.
Jakarta, 14 November 2015
Tim Penyusun
|
Saya sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
meminta kritik dan sarannya, agar kami dapat terlengkapi sehingga menjadikan
apa yang diharapkan tercapai seperti semestinya. Dan apabila terdapat suatu
kebaikan pada makalah ini semua karena Tuhan Yang Maha Sempurna.Dan akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada
seluruh pihak yang ikut menjadi sebab dalam terbuatnya makalah ini, semoga
diberkahi dalm hidupnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH ............................................................... 1
C.
TUJUAN PENULISAN ................................................................. 2
D.
MANFAAT PENULISAN ............................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
HARAPAN..................................................................................... 3
B.
MOTIVASI..................................................................................... 7
C.
HARAPAN SEBAGAI MOTIVASI DALAM KEHIDUPAN.... 8
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11
BIODATA PENULIS ............................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap manusia
tentunya memiliki keinginan, karena manusia tanpa keinginan diibaratkan mati
sebelum ajal, tak ubahnya seperti benda mati. Namun, tidak semua keinginan
dapat terealisasi, ada diantarnya yaitu keinginan di masa yang akan datang
sehingga adanya penantian itulah yang dimaksud harapan.
Ada beberapa
mahasiswa yang belum konsisten dengan tujuan mereka belajar atau harapan kehidupan dia kedepan. Sehingga
tugas mereka dikerjakan hanya sealakadarnya, waktu mereka lebih banyak bermain
dari pada belajar, semangat belajar mereka hanya karena nilai.Hal ini menurut
penulis merupakan efek dari tidak mempunyai harapan dalam kehidupannya.
Dari kasus diatas
menurut hemat penulis penting dibahas tentang apakah dampak positif bagi orang
yang memiliki harapan.Sehingga harapan yang sudah dimiliki oleh setiap orang
menjadi dorongan untuk mencapai setiap keinginannya.
B. RUMUSAN MAKALAH
1. Apakah itu harapan?
2. Apa sebab manusia memiliki harapan?
3. Apa itu motivasi?
4. apa saja pendorong terwujudnya?
5. Bagaimana harapan menjadi motivasi dalam kehidupan manusia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui makna harapan, perannya, dan sebab
orang memiliki harapan
2. Mengetahui makna motivasi
3. Mengetahui apa yang dimaksud harapan sebagai
motivasi bagi manusia
D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah
wawasan yang lebih mendalam mengenai harapan dalam kehidupan,
2. Menjadi salah
satu khazanah keilmuwan bagi kampus STFI Sadra,
3. Sebagai bahan
bacaan dan penambah pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HARAPAN
Harapan dan manusia merupakan dua kata yang
tidak dapat dipisahkan keberadaannya dalam kehidupan.Setiap manusia yang hidup
butuh harapan, karena harapan bagaikan sinar ditengah kegelapan.Harapan akan
berdampak positif bagi keberlangsungan hidup kita, Saat kita berharap untuk
bisa meraih atau mencapai suatu impian tertentunya akan ada semangat menggebu
untuk dapat mewujudkan suatu impian atau cita-cita tersebut.
Harapan manusia satu dengan manusia lainnya pasti berbeda, karena harapan
terwujud berdasarkan pengetahuan, keilmuan, dan lingkungan hidup.walaupun ada
harapan yang sama pasti tak sepenuhnya sama persis.
1. Pengertian Harapan
Harapan dalam KBBI adalah keinginan
supaya menjadi kenyataan[1].
Dalam bahasa arab harapan berasal dari kataرجاءyang artinya mengharapkan atau menangguhkan/penantian[2].
Di dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia
melibatkan manusia yang lain atau kekuatan yang lain di luar dirinya agar sesuatu
terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan dan ditunggu hasilnya. Menurut
Al-Ghazali harapan adalah gembira hati karena mengenal Allah dan pikiran lapang
karena yakin akan lapangnya rahmat Allah.[3]Lawan
kata roja’adalahيئس yang berartiانقطع
امله منهyaitu terputusnya harapan, oleh karena
itu orang yang putus harapan adalah
orang yang melepaskan dirinya dari Allah swt.[4]Hal itu merupakan perbuatan yang dibenci oleh
Allah swt karena dia sudah tidak percaya lagi kepada Allah yang Maha Agung, ini
merupakan perbuatan syirik, yaitu dosa yang merusak akidah dan termasuk dosa
besar. Sebagaimana di
dalam al-Qur’an Allah swt mengingatkan manusia agar tidak berputus asa dari
rahmatnya.
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
kafir” (Q.S. Yusuf: 87)[5]
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah membagi tiga
kriteria harapan: pertama Roja’-yaitu harapan yang besar kemungkinan bisa, jika
yang diharapkan terjadi di masa depan dan seorang pencari menganggap bahwa
penyebab kemungkinan terjadinya sesuatu itu sangat besar, maka di dalam hatinya
akan muncul suatu perasaan senang dan gembira yang bercampur dengan keinginan
untuk mencapai kesuksesan itulah yang disebut harapan. Kedua Ghurur-yaitu
harapan yang kecil kemungkinan bisa diraih.Ketiga tamanni-yaitu harapan yang
mustahil diraih.[6]
Dari dua pandangan tersebut penulis lebih condong pada definisi roja’ yang
disampaikan oleh ibnu Qayyim karena harapan yang kami maksudkan adalah
keinginan, cita-cita, atau penantian yang telah diusahakan dengan
sungguh-sungguh oleh dirinya dan kekuatan yang lain diluar dirinya supaya
sesuatu itu terjadi. Jadi harapan itu adalah yang telah diperjuangkan karena
harapan tidak memiliki makna tanpa ikhtiar yang mengiringinya.[7]
Kesimpulan diatas diperkuat oleh
definisinya Sayyid Mahdi as Sadr yang mendefinisikan harapan adalah yang
berkaitan dengan suatu hal yang disenangi yang sebelumnya telah
diperjuangkan.Bukan dikatakan harapan jika tidak ada perjuangan dibelakangnya
melainkan hal demikian adalah angan-angan semata. Misalnya ada seorang
mahasiswa, dia setiap hari ke kampus, setiap tugas dia kerjakan, ujian dia
mempersiapkan dengan baik dan menjawab dengan baik kemudian dia berharap untuk nilai yang bagus, itulah harapan.
Berbeda dengan orang yang berharap nilai bagus namun belajarnya berantakan, itu
bukan harapan tapi angan-angan.
2. Sebab Manusia Memiliki Harapan
Ada dua sebab yang mendorong manusia memiliki
harapan, yaitu :
a.
Dorongan kodrat
Dorongan kodrat adalah sifat (karakter)
alamiah yang sudah ada pada diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan, misalnya: berfikir, bergembira, bercinta, mempunyai keturunan, dll.
Dengan kodrat menyebabkan manusia mempunyai
keinginan atau harapan untuk mencapai tujuan yang ia inginkan. Dalam diri
manusia sendiri sudah ada kodrat, untuk hidup berkelompok,
hidup bergaul, bermasyarakat. Dengan dasar ini manusia mempunyai harapan dalam
dirinya.
b. Dorongan kebutuhan hidup
Kebutuhan hidup manusia di bagi menjadi dua
bagian. Pertama kebutuhan jasmani misalnya: sandang, pangan dan papan. Kedua
kebutuhan rohani: kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan sebagainya.[8]Disebabkan
karena kemampuan manusia sangat terbatas. Maka untuk memenuhi kebutuhannya
manusia harus bekerjsa sama dengan manusia lain.
Abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia itu
menjadi lima macam:
1. Kebutuhan memperoleh kelangsungan hidup (survival).
2. Kebutuhan untuk memperoleh keamanan (safety).
3. Kebutuhan memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and love).
4. Kebutuhan untuk memperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan.
3. Pendorong Terwujudnya
Harapan
Sebagaimana kehidupan pada normalnya, saat
kita menginginkan sesuatu pastinya kita harus melalui proses agar sesuatu itu
terwujud. Begitu juga harapan, harapan juga tidak akan datang dengan sendirinya
tanpa peran dari kita. Oleh karena itu dalam memenuhi harapan seseorang harus
melakukan tiga hal sebagaimana perwujudan kesungguhannya, yaitu Ikhtiar, doa,
dan tawakal.
Ikhtiar adalah daya atau upaya, atau dapat
pula disebut usaha.[10]
Yakni usaha yang dilakukan seseorang dalam upaya mencapai sesuatu yang
diharapkannya. Tanpa ikhtiar seolah-olah harapan seseorang bagaikan harapan
yang kosong, karena dengan ikhtiar inilah dapat dilihat mana orang yang
bersungguh-sungguh dalam mewujudkan harapannya dan mana yang tidak
bersungguh-sungguh.
Tentu saja ikhtiar saja tidak cukup, seseorang
juga perlu berdoa, atau memohon kepada tuhan[11]. Karena
sekeras apapun usaha kita, keputusan akhir, apakah harapan kita diterima oleh
Allah atau tidak, tetap berada di tangan Yang Maha Kuasa (Allah SWT). Oleh
karena itu untuk mencapai harapan kita, juga harus mendekatkan diri dan memohon
kepada yang menguasai seluruh alam ini.
Dan tahap terakhir setelah kita berikhtiar dan
berdoa adalah bertawakkal. Tawakkal artinya adalah pasrah atau menggantungkan diri
kepada Allah[12],
setelah kita berusaha keras yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh dan memohon
kepada Allah untuk tercapainya suatu harapan akhirnya kita pasrahkan semuanya
kepada Allah swt yang Qudratnya selalu baik untuk makhluknya karena Dialah yang
lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan makhluknya.
B. MOTIVASI
Secara etimologi motivasi berasal dari bahasa
inggris, yaitu motivate yang berarti Provide (someone) with a reason
for doing something[13]
yang dalam bahasa indonesia dapat diartikan “memberi alasan untuk berbuat
sesuatu dengan tujuan”. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
dalam kehidupan perannya bagaikan pendorong atau pembakar semangat sehingga seseorang
dapat meroket tinggi kembali. Seorang yang memiliki motivasi akan punya alasan
kuat untuk bertindak dalam upayanya mewujudkan apa yang
diinginkan.
Seorang yang memiliki motivasi cenderung
bertindak taktis karena memiliki suatu dorongan. Sebaliknya
yang tidak memiliki cenderung tetap dan tidak maju sedikitpun, karena ia tidak
bertindak. Motivasi itu bisa kita dapat dari orang lain dan bisa juga dari diri
sendiri. Jadi apapun yang dapat memberikan kita suatu dorongan atau semangat
itulah yang disebut sebagai motivasi.
C. HARAPAN SEBAGAI MOTIVASI DALAM KEHIDUPAN
Berbicara tentang kehidupan tidak terlepas
dari individu, kelompok dan social untuk mencapai harapannya. Setiap orang pasti memiliki
motivasi untuk mencapai tujuan hidup.Sehingga apapun resikonya mereka rela
untuk menghadapinya.Mereka siap berjuang meskipun tantangannya keras.Mereka menyusun berbagai langkah demi untuk
memperoleh kehidupan yang layak.
Motivasi tak hanya berpatokan pada satu bentuk
yang sama, melainkan mempunyai berbagai macam. Motivasi bisa berbentuk ucapan dari
seseorang, bisa dari iming-iming hadiah, dan bisa juga dalam bentuk
harapan.Dalam pembahasan ini motivasi dalam bentuk harapan yang akan dibahas.
Sebagaimana diketahui diatas, bahwa harapan
adalah keinginan untuk mencapai suatu tertentu. Dalam hal ini setiap orang yang
memiliki harapan tentunya ada suatu dorongan agar apa yang di harapkan dapat
tercapai. Semakin besar harapan kita maka dorongan atau motivasi yang kita punya
akan semakin besar pula, sehingga alih-alih penghalang menghentikan kita, kita
akan tetap bisa menerjang itu semua karena bantuan dan dorongan dari harapan
kita itu.
Misalnya saya harus berhasil menjadi sarjana dengan nilai
sempurna agar orang tua saya bahagia. Ungkapan tersebut seakan hanya kalimat
yang biasa terucap dari banyak orang, namun keinginan tinggi untuk mewujudkan suatu
harapan itulah yang menjadikan kalimat itu istimewa, sehingga ia tidak
menganggap kalimat itu hanya barisan kalimat yang saling melengkapi, namun kalimat
itu menjadi motivasi yang mendorongnya untuk terus berusaha dalam upaya menggapai
suatu harapan.
Kemudian
bagaimana harapan menjadi sebuah kekuatan atau motivasi dalam kehidupan
manusia? Di dalam kitab Jami’ al-sa’adat karya An-Naraqi harapan itu dapat
mendorong seseorang kepada sifat optimis dan dinamis dalam hidup.[14]orang
yang optimis memandang warna kehidupan ini dengan lebih indah karena di dalam
dirinya selalu berpikiran positif baik itu pada dirinya, orang lain maupun
kepada Tuhannya. Setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupannya dia hadapi
dengan optimis, yaitu dia mampu menghadapinya dan yakin bahwa Tuhan akan selalu
membantunya.
Selain
itu harapan juga mengahasilkan buah-buah sosial seperti keserasian, kerjasama
dan saling percaya.[15]ketika
seseorang di dalam kehidupannya mempunyai kepercayaan kepada orang lain maka
akan menimbulkan keyakinan pada dirinya. Sehingga terciptalah lingkungan yang
serasi karena berdasarkan saling percaya dan bisa membangun kerjasama.
Dengan
demikian harapan itu bisa menjadi motivasi dalam kehidupan manusia dengan
syarat keyakinan kepada diri sendiri, orang lain dan Allah swt serta beriktiar
dengan sungguh-sungguh, berdoa dan bertawakkal kepada Allah. Itulah yang
dikatakan harapan yang benar sehingga menimbulkan buah-buah sosial yaitu keserasian,
kerjasam dan saling percaya.
BAB III
PENUTUP
(KESIMPULAN)
Manusia dengan fitrahnya akan selalu ingin menjadi lebih baik dari
sebelumnya, dan untuk menjadi yang lebih
baik tentunya manusia memiliki harapan. Dalam memenuhi suatu harapan
manusia harus berusaha dengan keras agar apa yang diharapkan terwujud. Pada
proses berusaha inilah manusia terkadang menemui titik jenuh, hal ini kebanyakan disebabkan oleh kurangnya atau bahkan tidak adanya motivasi.
Sebagian orang tidak menyadari bahwa motivasi itu sebenarnya tak
hanya bisa kita dapatkan dari orang lain, melainkan kita bisa menemukan
motivasi dari dalam diri kita. Motivasi yang dimaksud itu adalah harapan, karena
dengan senantiasa mengingat harapan atau tujuan yang hendak kita capai, manusia
akanterlecut semangatnya untuk semakin keras berusaha agar harapannya semakin
cepat didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Glasie, Cyril, Ensiklopedia
Islam,Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 3, 2002 M
2. Imam al-Ghazali,
Minhajul ‘abidun, diterjemahkan K.H. Abdullah bin NuhImam,
Yayasan Islamic Center, 2000 M
3.
Kamus
Elektronik Kamus Besar Bahasa Indonesia
4.
Kamus
Elektronik Oxford Dictionary
5.
Kementrian
Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-BantaniJakarta : Laznah Pentashihan
Mushaf Al-Quran, 2013 M
6. Musawi Lari , Mujtaba. Menumpas Penyakit
hati, Jakarta: Lentera.1996 M
7.
Mustopo,
M.Habib,Ilmu Budaya Dasar,Surabaya: Usaha Nasional, 1983 M
8.
Mutahhari,
Murtadha,Manusia Sempurna, Jakarta: Lentera, 2003 M
9.
Sayyid Mahdi as sadr, Mengobati Penyakit Hati: Meningkatkan
Kualitas Diri, Jakarta: Puataka Zahra.2004
10.
Sudirman, Tebba, Bekerja dengan Hati,Jakarta: Bee Media, 2006 M
11.
Syauqi
Dhaif, Al-Mu’jam Al-Wasith, Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, 2011 M
BIODATA PENULIS
Dede Jeri
Adrian, Lahir di Cianjur 10 November 1995, Lulusan dari MI Al-Ikhlas, Kab.Cianjur,
kemudian melanjutkan ke jenjang Menengah pertama di SMP N 1 Warung Kondang,
Kab.Cianjur, dan bersekolah pada jenjang menengah atas di MAN Cianjur, Kab.Cianjur.Sekarang
menjadi salah satu Mahasiswa di STFI Sadra Jakarta Selatan Prodi Ilmu Al-Quran
dan Tafsir.
[1] KBBI
[2] Al-Qamus
[3]Imam al-ghazali, Minhajul ‘abidun, diterjemahkan K.H. Abdullah bin
NuhImam (Yayasan
Islamic Center, 2000), 272-278
[4] Syauqi Dhaif, Al-Mu’jam Al-Wasith(Mesir: Maktabah Shurouq
ad-Dauliyyah, 2011),
[5] Al-Qur’an
[7] Sayyid mahdi as sadr,
Mengobati Penyakit Hati: Menongkatkan Kualitas Diri (Jakarta: Puataka
Zahra.2004) hal 127
[8]Murtadha Muthahhari,Manusia Sempurna
(Jakarta: Lentera, 2003), 24.
[9]M.Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar(Surabaya:
Usaha Nasional, 1983), 226.
[10]Kamus Elektronik Kamus Besar Bahasa Indonesia
[13]Kamus Elektronik Oxford Dictionary
Komentar
Posting Komentar