Resensi Buku Kaidah Tafsir M. Quraish Shihab

kaidah.jpg
kaidah.jpgText Box: Judul: Kaidah Tafsir
Pengarang: M. Quraish Shihab
Penerbit: Lentera Hati
Tempat Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: 2013
Cetakan: Kedua, November 2013
Jumlah Halaman: 500 hlm
ISBN: 978-602-7720-07-7

Kaidah Tafsir: Landasan untuk Memahami Pesan-Pesan al-Qur’an
Oleh: Dede Jeri Adrian

Prof. Dr. M. Quraish Shihab adalah seorang ahli tafsir terkemuka yang banyak menulis buku tentang al-Qur’an. Lebih dari 40 buku yang telah ditulisnya, diantara karya beliau yang paling banyak dibaca dan diapresiasi adalah Membumikan al-Qur’an (1994), Tafsir al-Mishbah (2003), Dia Di Mana-Mana (2004), Membaca Sirah Nabi Muhammad saw (2011), dan Kaidah Tafsir (2013). Beliau lahir di Rappang Sulawesi Selatan, 16 Februari 1944. Selain menulis beliau juga aktif di berbagai institusi pemerintah dan organisasi, belakangan jabatan formal yang kerap disandangnya adalah direktur Pusat Studi al-Qur’an (PSQ), Jakarta. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia. Bahkan beliau juga sering menjadi narasumber dalam studi al-Qur’an dan mengisi dibeberapa televisi nasional.


Buku Kaidah Tafsir ini hadir dilatar belakangi oleh pengalaman beliau dan sekian banyak  dosen membuktikan bahwa jumlah ayat-ayat yang diajarkan dalam satu semester pada Perguruan-Perguruan Tinggi Islam dengan cara yang ditempuh selama ini tidak lebih dari tiga puluh lima ayat. Ini berarti hingga mahasiswa S1 dia hanya memperoleh melalui dosen –sekitar 280 ayat atau sekitar 4 persen dari keseluruhan ayat-ayat al-Qur’an. Itu pun belum tentu sebagian besar kandungannya telah dijelaskan dosen dan belum tentu juga yang telah dijelaskan dicerna dengan baik oleh mahasiswa. Berdasarkan hal itulah beliau menulis buku Kaidah Tafsir ini dengan harapan peminat studi al-Qur’an –dengan bantuan Allah –akan dapat memperoleh bimbingan melalui kaidah-kaidah itu saat menemukannya pada ayat-ayat serupa, walau tidak dipelajari dikelas.
Buku ini dalam  segi fisik dibuat dengan desain sederhana karena mungkin buku ini bersifat asas/panduan dan sasaran buku ini untuk mahasiswa sehingga dibuat sedemikian sederhana. Walaupun demikian menurut saya cover dengan background putih dan bingkai judul buku sangat menarik dalam konteks buku sebagai rujukan kajian kepustakaan. Kemudian buku Kaidah Tafsir ini merupakan buku yang lengkap dikatakan sebuah buku karena semua aspek yang terkandung dalam buku seperti halaman judul, daftar isi, kata pengantar, indeks dll.
Dari segi isinya buku ini termasuk buku kaidah yang lengkap untuk menjadi rujukan para peminat studi al-Qur’an berisi penjelasan tentang syrat-syarat, ketetapan dan aturan.bahkan dalam tulisan belakang buku ini disebutkan bahwa buku ini bisa dibilang sebagai buku pertama dalam bahasa indonesia yang menyampaikan tentang kaidah tafsir.
Quraish Shihab dalam tulisan-tulisannya lebih condong pada pendekatan bahasa. Misalnya tafsir beliau yaitu tafsir al-Mishbah salah satu pendekatannya yaitu dengan bahasa, beliau membahas satu kata dalam al-Qur’an dengan pendekatan bahasa arab yang mendasar dan mendalam. Buku kaidah tafsir ini juga beliau awali dengan membahas hakikat dari kata kaidah dan tafsir dengan pendekatan bahasa beliau jelaskan kata قاعدة    (asas/pondasi) dan فسر   (penjelasan/penampakan makna) secara mendalam. Hingga akhirnya beliau mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan kaidah tafsir adalah ketetapan-ketetapan yang membantu seorang penafsir untuk menarik makna atau pesan-pesan al-Qur’an dan menjelaskan apa yang musykil dari kandungan ayat-ayatnya.
Pendekatan yang beliau gunakan menurut saya itu menjadi ciri khas dan kelebihan beliau. Dari hal itu yang menarik dalam buku ini menurut saya adalah penjelasan beliau dalam menjelaskan keunikan bahasa arab berikut kata-kata beliau “Kosa kata bahsa arab pada umumnya mempunyai dasar tiga huruf mati yang dapat dibentuk dengan berbagai bentuk, dari bentuk bentuk itu mempunyai makna tersendiri. namun, kesemua makna yang berbeda itu, betapapun ada huruf yang didahulukan atau dibelakangkan, kesemuanya mengandung makna dasar yang menghimpunnya”  beliau memberi contoh seperti kata qara’a dalam aksara arab terdiri dari huruf-huruf qaf, ra, dan hamzah. Ketiga huruf tersebut, betapapun kita mengotak atik susunannya, dia tetap mempunyai makna. Kita coba mendahulukan hamzah, disusul ra’ sehingga dapat membacanya aqarra, yang antara lain bermakna mengakui atau mantap dan tenang. Kemudian kita coba mendahulukan hamzah lalu meletakkan ra’ ditengahnya dan huruf qaf di akhirnya, sehingga terbaca ariqa yakni gelisah/ sulit tidur. Kesemuanya dapat mengisyaratkan bahwa kalau anda tidak membaca, maka anda akan gelisah, dan kalu anda gelisah anda tak dapat tidur, dan ketika itu anda tidak akan merasakan ketenangan. Sebaliknya jika anda membaca, maka anda akan tenang, anda akan memperoleh pengetahuan, dan kehidupan. Ketika itu bukan saja kehidupan jasmani yang anda nikmati, tetapi juga ruhani.
Dari tulisan diatas terlihat bagaimana beliau meneliti tiap kata dalam bahasa arab dan menyambungkannya menjadi kata kata yang bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Selain hal itu buku kaidah tafsir ini mencakup hal-hal yang menjadi dasar bagi seorang mufassir atau para peminat studi al-Quran. Saya menyarankan bagi calon mufassir indonesia wajib membaca buku ini sebagai landasan untuk memahami pesan-pesan al-Qur’an secara benar dan akurat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Hidupku