Metode Tahfiz Qur'an
Berleha-leha atau
Sungguh-sungguh
Oleh: Dede Jeri
Adrian
Baru-baru
ini bidang kebudayaan & kemahasiswaan mengeluarkan surat edaran tentang
program menghapal qur’an 2 tahun 30 juz yang di bimbing oleh pak Adib Bahrouz
dengan iming-imingan hadiah Umrah bagi siapa yang berhasil menghapal 30 juz.
Saya termasuk orang yang antusias mendengar berita ini karenan saya memiliki
cita-cita ingin menjadi hafidz qur’an. Dua hari setelah surat itu keluar saya
langsung mendaftarkan diri untuk menjadi peserta pada program itu. namun
setelah saya mendaftar saya menunggu berita selanjutnya, tidak ada kabar
tentang kapan di mulainya program itu. saya bolak-balik ke ruangan bidang kebudayaan
& kemahasiswaan untuk menanyakan hal itu.
Dua
minggu saya menunggu tentang kapan akan di mulainya program itu. akhirnya
kemarin jum’at 02 oktober 2015 progran itu dimulai. Pesertanya kurang lebih 20
orang, berkumpul di kelas 313 jam 15.30. Dibimbing langsung oleh pak Adib
Bahrouz dengan penerjemah pak Mahdawi. Saya masuk 5 menit sebelum jam 15.30
saya kira beliau belum datang ternyata beliau sudah stand bye sebelum jam 15.30
bersama peserta yang lain.
Beliau
mengatakan bahwa program ini adalah program menghapal qur’an 30 juz. Targetnya
3 tahun-2 Tahun untuk menghapal dan 1 tahun untuk memantapkan hapalan. Kemudian
beliau memberikan beberapa syarat untuk menghapal:
Pertama
adalah tekad yang kuat, mempunyai keinginan yang besar untuk menghapalkan
qur’an. Dengan tekad yang kuat segala halangan dan rintangan dapat teratasi.
Kemudian beliau menyarankan bagi siapa saja yang belum memiliki tekad yang kuat
lebih baik mundur dari sekarang karena akan menggangu efisiensi kelas ini. jika
sudah mempunyai tekad yang kuat baru kembali lagi.
Kedua
adalah kedisiplinan-disiplin dalam berbagai aspek, dalam menghapal, mengulang
dan mengikuti pertemuan kelas ini ( hari jum’at). Menentukan waktu husus untuk
menghapal qur’an kemudian disiplin. Beliau menyarankan waktu pagi untuk
menambah hapalan, karena waktu pagi itu adalah waktu dimana kondisi tubuh masih
segar dan belum terkontaminasi apa-apa. Waktu pagi adalah waktu yang paling
efektiv untuk belajar atau menambah ilmu apapun- menurut para ahli.
Ketiga
menentukan tempat untuk menghapal. Disarankan tempatnya itu aman dan kondusif
kemudian terbebas dari segala hal yang mengganggu seperti musik, hp dsb.
Keempat
Qur’an untuk menghapal, beliau menyarankan untuk menggunakan qur’an yang
standar internasional atau qur’an pojok, dan berukuran besar, kenapa? Karena ketika
kita menggunakan qur’an yang kecil maka resikonya merusak mata, ayat yang kita
hapal dengan ukuran kecil mengurangi kekuatan hapalan. Kemudian beliau
menyarankan untuk tidak menggunakan qur’an terjemahan supaya berkonsentrasi
pada ayat yang dihapal. Tambahan dari saya bagi para penghapal qur’an jangan ganti-ganti
qurannya.
Kelima
mempunyai teman untuk murajaah bersama dan mengecek bacaan yang telah kita
hapal.
Cara
Menghapal
Beliau mengatakan bahwa metode yang
digunakan di kelas ini adalah metode internasional yang telah dibuktikan oleh
para hafidz-hafidz qur’an di dunia. Cara menghapalnya sebagai berikut:
Pertama
Potret Halaman-maksudnya lembaran qur’an yang akan dihapal kita pelototin dulu
sampai tahu dimana letaknya kiri atau kanan, halaman berapa, dan ada berapa
ayat.
Kedua
mendengarkan tartil qori-qori internasional ayat yang akan kita hapal sebanyak
lima kali dari mp3, kaset atau hp. Qori internasional yang disarankan seperti
Muhmmad Sodiq Masawi dari Mesir, Muammar dari Indonesia, Sudais.
Ketiga
setelah mendengarkan barulah mulai menghapalkannya dengan cara dipotong-potong misalnya
alip laam miim dibaca lima kali sampai hapal kemudian dzalikal kitaabu lima
kali sampai hapal kemudian laa raibapiih lima kali sampai hapal setelah itu
diulang dari alip laam miim sampai laa raibapiih satu kali dan terus begitu.
Setelah hapal satu halaman maka tutplah qurannya kemudian baca 5 kali dari atas
ke bawah dan 5 kali dari bawah ke atas. Jika mau memperkuat hapalannya acak
ayatnya oleh kamu sendiri.
Keempat
muraja’ah bersama teman untuk mengecek bacaanya apakah ada yang salah atau
tidak.
Itu adalah metode menghapal qur’an
yang diberikan oleh pak adib Bahrouz. Pada pertemuan itu beliau mengatakan
bahwa setiap selesai menghapal satu juz akan diadakan perlombaan dan ada
hadiahnya. Beliau menambahkan siapa saja yang berhasil menghapal 15 juz dengan
metode ini akan diberi hadiah 10 juta dan yang berhasil mengahapal 30 juz akan
diberangkatkan umrah.
Saya berharap semua mahsiswa stfi
sadra menjadi hafidz qur’an karena menghapal qur’an itu berbeda dengan belajar
qiraat. Jika belajar qiraat dibutuhkan tekad yang kuat jaga bakat, wajar jika
di suatu pesantren quran ada kelas qiraat, paling yang jadi hanya beberapa
orang berbeda dengan kelas takhfidz qur’an bisa jadi semuanya asal dengan
syarat keinginan yang besar. Kampus dan Yayasan telah menghabiskan dana besar
untuk kita semua tinggal kembali kepada kitanya apakah mau berleha-leha? Atau
mau bersungguh-sungguh belajar, menghapal maupun meningkatkan potensi diri kita
untuk membuktikan kepada kampus dan yayasan bahwa dana besar yang telah
dikeluarkan itu tidak sia-sia.
Komentar
Posting Komentar