Fitriah 99 Love Adrian 95



Fitriah 99: Nama PacarKu
Oleh: Dede Jeri Adrian
Minggu 20 Januari 2019
Entah apakah yang saat ini aku rasakan yang jelas aku merasa sedang jatuh cinta. Saat ini aku ingin terus bersama dia dan ingin di dekat dia, maklum mungkin sudah berusia 23 jadi ingatannya pasangan hidup terus. Alhamdulillah dua minggu kebelakang saya sudah menemukan perempuan yang aku sayangi begitu pun ia menyayangiku. Aku sampaikan dengan jujur bahwa dia sudah memenuhi kriteriaku dan aku berharap ia mau menjadi pendampingku. Awalnya ia menolak untuk pacaran namun kemudian saya jelaskan bahwa aku bukan mencari pacar untuk main-main, tapi aku serius ingin mencari pasangan hidup. Akhirnya saya tanya apakah adek mempunyai cita-cita punya hubungan lebih dengan kakak selain dari hub kakak adik? Atau tidak, jelasnya apakah mau dijalani atau kaka cari perempuan yang lain saja? Dia jawab jalani aja kak.
Jujur itu merupakan pengalaman pertamaku menyatakan perasaan kepada seorang perempuan, meskipun agak sedikit gerogi tapi alhamdulillah aku bisa mengungkapkan perasaan dengan gayaku sendiri. Dia awalnya malu-malu dengan saya, mungkin karena ustadznya atau karena kakaknya, tapi selanjutnya dia mengungkapkan perasaannya juga bahwa ketika ia membuka hati untuk semua orang – ungkap dia – hanya kakak yang berhasil mengisi kekosongan hati ini dan adek merasa disayangi dan dijaga dari yang lain. Senangnya saya mendengar ungkapan itu, namun, dengan bijaksana saya sampaikan. Cinta itu anugerah Tuhan, maka bersyukurlah jika sudah menemukan orang yang kita cintai dan begitu pun ia mencintai kita.
Satu minggu setelah mengungkapkan perasaan, dia ulang tahun, aku adalah orang yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun, entah kenapa aku bangun jam 00.30 dan aku langsung chat dia via wa. Dia mengatakan terima kasih sudah menjadi orang yang pertama mengucapkan itu. Saya senyum aja, karena itu menunjukkan bukti bahwa saya benar-benar mencintai dia. Esok harinya kami jalan ke Masjid Kubah Emas Depok, kita menikmati sekali pemandangan di kubah mas, yang aku kaget ketika dia mulai berani ngeledekin aku karena fhoto di kebun teh, saat itu aku sontak colek dia karena sudah berani ngeledekin. Setelah capek jalan-jalan akhirnya kami duduk di selasar masjid. Disana kita ngobrol soal hubungan kita. Awalnya rencana saya mau mendengarkan dia curhat, tapi dianya malah enggak mau bicara dan bilangnya sudah diceritain sama Ibu. Ujungnya saya deh yang cerita tentang harapan saya dengan hubungan ini. saya sampaikan pada dasarnya pacaran itu tidak boleh, dalam arti pacaran yang melanggar norma-norma agama. Namun, jika pacaran untuk menuju ke jenjang pernikahan maka dibolehkan dengan syarat tetap menjaga norma-norma agama. Sampai lanjut harapan ke depannya. Ada hal yang menarik yang keluar dari mulut dia, yaitu adek enggak mengikat kakak harus sama adek, jika kakak menemukan yang lebih baik ya silahkan aja, karena menunggu itu adek juga tahu berat. Sontak disana saya terdiam, benar sih apa yang dikatakannya, saya inginnya kita menikah, supaya halal, enggak terkena dosa, mau pegangan, ciuman atau berhubungan sekalipun sudah halal, tapi masalahnya kita masih mahasiswa dia masih semester dua dan saya belum selesai skripsi.
Kita berdua, diam sejenak..........................dia bilang kenapa kak, saya bingung apa yang harus saya katakan, tapi disana saya sampaikan, bahwa sampai hari ini kakak masih berharap dengan komitmen kita, karena kakak enggak mau buru-buru untuk menikah, masih banyak tanggung jawab kakak yang belum ditunaikan yaitu membantu orangtua dan adik kandung kakak. Sempat juga, saya sampaikan kita nikah siri aja, biar enggak kena dosa, dia bilang kita kan bukan orang syi’ah, saya bilang bukan nikah mut’ah tapi nikah sirri. Sampai sana enggak kita lanjutkan percakapannya. Kesimpulannya percakapan kita saya tutup dengan motivasi, sudahlah, jangan berpikir terlalu jauh, nanti aja, sekarang adek belajar yang benar, semangat dan berprestasi, kaka insya Allah bantu adek. Itu aja, dari dia enggak menyimpulkan hanya menjawab di sela-sela perkataan saya, itu pasti tungkasnya.
Saya merasa bahagia saat jalan sama dia, karena kita nyambung ngobrolnya, enggak ada udang di balik batu, ia tampil apa adanya dan begitu polos, sehingga kami bahagia dua-duanya. Meskipun ini pengalaman pertamaku, pacaran tapi saya mulai bagaimana memperlakukan dia dengan baik, intinya jangan memaksakan kehendak, perhatian, dan buat dia senang, tambah satu lagi kita harus ada saat-saat dia sedih maupun senang.
Saya sempat kaget saat dia mengatakan di chat wa bahwa dia bahagia karena mencintai seseorang yang juga mencintainya. Saya melihat disana bahwa dia sudah dapat hatinya, tinggal bagaimana menjaga perasaannya ini. terkadang perempuan itu susah move on jika sudah jatuh cinta, keparat jika laki-laki meninggalkan seorang perempuan yg sudah mencintainya. Kedua perempuan itu setia, dia akan menunggu dengan ikhlas sang kekasihnya. Entah apakah dia  atau saya yang menunggu yang jelas hari ini aku bahagia karena ada dia. Terima kasih Tuhan engkau telah meridhai kami untuk bertemu, izinkan kami untuk segera mengikuti syariatmu dan menjalankan Sunnah Nabi-Mu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Kaidah Tafsir M. Quraish Shihab

Inilah Hidupku